Jangan cuma mengandalkan hasil kerja. Sebab banyak ahli yang berpendapat, cara bicara yang ‘menjual’ akan mengantar Anda ke puncak kesuksesan karir.
Zaman sekarang, perbedaan kesempatan karier bagi wanita dan pria hampir sudah tak ada. Tapi jika kita bicara kebiasaan, wanita punya kebiasaan yang mungkin berbahaya.
Bahkan bisa menjatuhkan ‘harga dirinya’. Padahal, kalau dipikir-pikir, berbicara itu mudah. Dan Anda selalu melakukannya sehari-hari.
Tapi dalam dunia profesional, ternyata cara bicara sering jadi perangkap kalau Anda salah mempergunakan.
Kebiasaan ini bukan tanpa sebab. Selain faktor budaya yang ‘memaksa’ wanita untuk selalu ramah dan pintar bergaul, kurangnya pendidikan persiapan memasuki dunia kerja, dan juga pengaruh lingkungan sekitar.
Terutama bagi Anda yang sedang gencar-gencarnya menggenjot karier, salah berbicara ini bisa bikin Anda terlihat kurang ‘menjual’.
Jadi, mulai sekarang teliti cara bicara Anda. Kalau kebiasaan Anda termasuk ke dalam kesalahan bicara berikut ini, segera ambil solusi menurut Musyarafaf M. Safri M.A (Arra), human resources consultant dari Trimitra Group. It’s time to make a change!
1. Maaf…Maaf…Maaf
Suatu ketika, Anda dipanggil atasan di ruangannya. Rupanya, bos ingin menegur kesalahan yang Anda buat dalam proyek.
Seketika, Anda lemas dan merasa bersalah, “Maaf sekali. Ini memang kecerobohan saya.” Mungkin pernyataan ini membuat Anda tampak mengakui kesalahan. Tapi di mata atasan, Anda dapat dinilai kurang profesional kerena melakukan kesalahan tanpa memberi alasan kuat.
Hal Ini juga bisa membuat kredibilitas Anda menurun. Menurut Arra, “Orang yang selalu minta maaf secara tak sadar sebetulnya menempatkan diri mereka di bawah orang lain.” Jadi, hal ini bisa membuat kepercayaan diri Anda terkikis pelan-pelan.
Solusi: Coba buat sensor pribadi setiap kali ingin mengucapkan kata ‘maaf. Usahakan jangan terlalu sering mengucapkannya. Namun ketika Anda harus minta maaf, cobalah buat pernyataan yang ‘memperhalus’ kesalahan Anda.
Deskripsikan keadaan yang menjelaskan kalau kesalahan Anda itu terjadi karena keadaan yang sulit dihindari. Buat pernyataan kalau Anda merasa bertanggung jawab dan bisa mengatasinya.
Ingat, jangan sekali-kali berbohong atau menimpakan kesalahan pada orang lain, meski kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahan Anda. Sebab cara itu tidak menunjukkan sikap seorang pegawai profesional.
2. Ragu Berkomentar
Kebanyakan wanita karier sering khawatir dengan penilaian orang lain. Walaupun pada situasi mereka harus membuat keputusan atau memberi pendapat penting.
Coba mulai intip gaya kaum pria. Umumnya mereka dapat dengan lancar mengemukakan komentar atau ide-idenya tanpa peduli pendapat orang lain. Bagi mereka, setiap orang tak pernah salah untuk memberitahu jalan pikirannya.
Menurut Deborah Tannen dalam bukunya Talking From 9 to 5, percakapan yang dilakukan seorang wanita sering mempengaruhi cara dia untuk mempertahankan citranya. Selain itu, wanita umumnya segan berusaha untuk mencapai posisi atau jabatan tertentu.
Hal yang ditakutkan lagi, penyampaian dan ungkapan yang disampaikan wanita akan kehilangan makna karena penyampaian yang tidak jelas.
Solusi: Mulailah untuk lebih berani mengatakan maksud Anda. Dengan cara dan gaya bicara yang tepat, Anda tak perlu khawatir kalau orang lain bakal tersinggung.
Seperti bila Anda ingin mengoreksi tugas bawahan. Katakan, “Bagaimana menurut Anda kalau beberapa bagian dari proposal ini sedikit diubah?
Itu bisa kita bicarakan lagi dalam meeting nanti.” Terdengar bijak dan profesional bukan? Awalnya mungkin agak berat. Tapi yakin saja kalau cara itu akan menunjukkan kredibilitas Anda.
3. Menolak Pujian
Atasan dan rekan-rekan memuji hasil kerja Anda. Tapi seperti biasa Anda cuma berkata, “Saya rasa biasa saja. Toh, hal ini sudah menjadi kewajiban saya.” Pernyataan seperti itu memang membuat Anda tampak rendah hati, tapi sekaligus mengurangi ‘nilai jual’ Anda.
Solusi: Saat pujian datang, jangan ragu untuk memberi senyum dan ungkapan terima kasih. Mereka yang memberi pujian juga akan senang karena Anda setuju dengan pujian mereka. Jadikan pujian itu untuk menambah rasa percaya diri Anda. Keuntungan lain yang Anda dapatkan, Anda merasa mendapat dukungan dari rekan di tempat kerja.
4. Bicara Terlalu Cepat
Jangan sepelekan irama bicara Anda. Salah menentukan ritme yang tepat, bisa jadi lawan bicara akan memberi penilaian minus pada Anda. Seperti yang pernah dialami Imel, 27, marketing officer. “Saya gagal mendapat klien besar.
Padahal banyak yang memberi pujian pada proposal saya. Setelah dianalisa, ternyata presentasi saya kurang meyakinkan. Saya terlalu pede sampai berbicara terlalu cepat,” akunya. Ada juga pendapat yang mengungkapkan kalau suara seseorang menunjukkan emosi, sikap dan kepribadiannya. Nada suara yang tinggi juga menunjukkan tingkat percaya diri seseorang. Sekarang, bagaimana dengan Anda?
Solusi: Mulailah untuk mengenal dengan jelas suara Anda. Coba rekam percakapan Anda, dan simak baik-baik. Buat catatan pada bagian mana yang ingin diubah.
Mungkin temponya terlalu cepat. Atau tekanan suara yang mesti diperbaiki. Pelan-pelan, praktekkan perubahan suara yang Anda inginkan. Tak berapa lama, Anda pasti dapat mendengar ‘suara baru’ dari diri Anda.
5. Protes Yang Salah
Ketidakpuasan pegawai pada perusahaan dapat terjadi kapan saja. Bisa jadi karena gaji minim, fasilitas tak memadai, atau masalah tugas-tugas yang selalu menumpuk. Meski beribu masalah Anda hadapi, bukan berarti Anda dapat protes dengan menghalalkan segala cara.
Bergosip sana sini soal ketiadakpuasan yang Anda di kantor juga bukan hal yang dibenarkan. Ingat, perusahaan Anda juga punya budaya yang harus dihormati. Protes dengan cara salah juga bisa menunjukkan kalau Anda kurang bertanggung jawab.
Dan yang perlu diketahui, seorang atasan lebih suka karyawannya bisa mencari solusi ketimbang hanya protes ‘tak karuan’.
Solusi: Ketika perasaan ‘kesal’ di kantor menyerang, cobalah merilekskan pikiran. Satu jam saat makan siang dapat Anda gunakan untuk sedikit mengurangi beban. Jika perlu, siapkan alat permainan yang dapat Anda mainkan di kantor sewaktu badmood.
Cara ini bisa mendinginkan pikiran Anda yang kalut. Selanjutnya, jika Anda ingin benar-benar menuntaskan permasalahan, coba langsung mengkomunikasikannya dengan orang yang tepat. Mengadukan pada orang yang tak bisa mengambil keputusan jangan dijadikan alternatif.
Itu bisa berbuntut dengan gosip-gosip miring yang makin meruwetkan suasana. Semua keputusan ada di tangan Anda. jadi lakukan yang terbaik!
6. Jarang Bersuara
Diam tak selamanya dianggap emas. Dunia kerja saat ini makin ‘panas’. Atasan tidak melihat kinerja Anda hanya dari hasil kerja. Ide-ide cemerlang yang Anda lontarkan, sering dijadikan poin khusus yang bisa mendongkrak karier. Jika Anda tak mau hanya ‘lari di tempat’ pada jenjang karier, mulailah banyak ‘bersuara’ produktif dan tunjukkan kemampuan!
Solusi: Agenda meeting sering jadi saat yang menjemukan. Tapi jangan salah. Karena di sinilah pegawai dapat unjuk kemampuan. Sebelum acara meeting digelar, coba kuasai materi yang akan dibahas. Persiapkan ide-ide segar dengan argumen yang matang.
Cara ini mungkin sedikit menyiksa Anda yang cenderung tertutup dan pasif. Tapi tak ada kata terlambat untuk memulai hal yang lebih baik. Sering luangkan waktu untuk berinteraksi. Latihan berbicara di depan kaca dapat juga dijadikan terapi.
Kalau Anda masih kurang fasih berbicara saat meeting, coba minta waktu datang ke tempat atasan. Dengan cara seperti itu, Anda juga dapat menyumbangkan pikiran untuk perusahaan. Bravely, show your ability!